Saya adalah seorang anak yang terlahir dari
keluarga petani, lahir di desa dan dari lingkungan menengah kebawah, tepatnya
di kecamatan Lembeyan, kabupaten Magetan, Jawa timur. Ayah saya sebelum menikah
awalnya adalah seorang sopir angkot, namun setelah menikah ia memutuskan untuk
mandiri, jauh dari orang tuanya untuk mengadu nasib dan ikut transmigrasi di Palembang,
Sumatera-Selatan. Meski awal kepergiannya untuk bertransmigrasi dapat tentangan
dari orang tuanya, namun ia tetap kekeuh untuk pergi, dan alhamdulillah,
keputusan yang ayah saya ambil merupakan terobosan dan keputusan yang luar
biasa, susah dan rekasa diawalnya, namun sekarang sudah lumayan dalam
perekonomiannya. Transmigrasi, mungkin dibilang dan dipandang sebelah mata oleh
orang-orang, namun terbukti kalau masalah ekonomi, ayah saya lebih baik ketimbang
teman-temannya yang lain. Kata-kata yang masih saya ingat adalah “dimana ada
niat, usaha dan kerja keras, pasti disitu ada jalan dan hasil yang akan
didapat”.
Daerah transmigrasi saya kini terletak di
pelosok, untuk masuk ke desa dibutuhkan waktu tempuh minimal 1jam perjalanan
menggunakan motor, itu kalau jalannya bagus, tetapi kalau hujan jalan akan
becek, karena jalan bukan terbuat dari aspal, melainkan dari tanah merah.
Sebelum masuk ke desa saya, akan melewati Perkebunan Kelapa Sawit (PTPN),
perkebuanan tersebut terbentang luas ber hektare-hektare, ibarat kata “sejauh
mata memandang, yang terlihat hanya pohon sawit”.
Saya bangga dengan keadaan saya sekarang, walau
lahir dari keluarga petani, namun saya bisa dan mampu kuliah di Universitas
Negeri Jenderal Soedirman. Alhamdulillah bisa kuliah di Unsoed dapat beasiswa
dari Departemen Transmigrasi, kalau tidak ada beasiswa mungkin saya tidak tahu
dan merasakan apa itu kuliah, karna sama sekali tidak ada niatan bagi saya setelah
lulus sekolah untuk kuliah.
Awal tahun program beasiswa kuliah di Unsoed ini,
saya dikasih tahuolehmbak Leny handayani, ia adalah tetangga saya, namun sudah
saya anggap sebagai kakak kandung saya. Ia kuliah di Unsoed Fakultas Peternakan
angkatan 2007, dan alhamdulillah ia sekarang sudah lulus dan kerja di
Tasikmalaya. Kembali ke awal tahu program beasiswa kuliah saya, ketika
mendengar ada peluang beasiswa kuliah, saya langsung mengurus persyaratannya
didesa hingga ke kantor Camat serta kapolsek. Awalnya sih saya gak ada niatan
ingin kuliah, namun dapat dorongan dan dukungan dari orang tua dan mbak Leny,
dan akhirnya saya tetap menjalaninya, mengurus persyaratan hingga dikirim
dengan tidak sepenuh hati. Ketika dalam waktu mengurus persyaratan, banyak
sekali halangan, rintangan dan pengalaman yang bisa didapat, mulai dari
kehujanan, pertentangan dari teman dan tetangga, ejekan merendahkan kuliah
saya, serta jatuh dari motor dijalan raya.
Setelah persyaratan terpenuhi, persyaratan
langsung dikirim ke Jakarta, walau kemarin dalam waktu pengiriman sudah telat 3
hari, namun saya tetap mengirim persyratan tersebut, saya hanya mampu berdo’a,
berserah diri kepada Alloh untuk segalanya, diterima ya alhamdulillah, tidak di
terima juga tidak apa-apa. Hari berganti hari, waktu berganti waktu, lalu kabar
yang ditunggu dengan setengah harapan akhirnya datang juga, yaitu pengumuman
keterima apa tidak kuliah di Unsoed, dan ternyata saya keterima kuliah. Setelah
mengetahui hasil pengumuman tersebut, seminggu kemudian saya baru berangkat ke
Purwokerto. Namun seminggu sebelum berangkat, saya digembleng dahulu jadi
petani yang bena-benar seorang petani, serta menjadi buruh timbang serta angkut
sawit. Dan hasil dari kerja keras saya itu, saya gunakan untuk ongkos ke
Purwokerto.
Dalam perjalanan, saya belum ada merasakan senang dan minat untuk kulyah, namun setelah
saya sampai dan mengetahui PMAT, keluarga dan teman-teman PMAT rasa senang saya
untuk kulyah mulai tumbuh, berawal dari OSPEK dan mulai mengenal lingkungan
kampus. Pada masa-masa ospek PMAT merupakan masa sekaligus kenangan pada diri
saya yang sangat amat berkesan dan terkenang. Di PMAT ini sendiri merupakan
sebuah paguyuban yang esklusif, karena didalamnya terdapat orang-orang dari sabang
sampai merouke, terdapat orang-orang yang unik, berbagai karakter sifat yang
berbeda. Pokoknya PMAT is amazing.... :D
Pada awal kuliah saya belum tahu saya kuliah
dimana, difakultas apa, jurusan apa, saya baru menyadari kalau saya kuliah di
fakultas pertanian jurusan agroteknologi setelah beberapa minggu kemudian
setelah awal kuliah, ketika saya mengetahui kuliah di fakultas pertanian, saya
langsung pesimis, sebenarnya ketika saya
belum mengetahui dan belum mengerti apa itu pertanian, walaupun saya berasal
dari lingkungan petani, namun saya tidak suka pertanian. Mungkin ini sudah
takdir jalan hidup saya, tercemplung/kesasar kuliah dipertanian. Namun itu
dulu, kini seiring berjalannya waktu, saya mulai cinta pertanian, dan kini bisa
dibilang sangat cinta pertanian. Slogan yang selalu saya ingat ketika OSPEK
kampus adalah “hidup pertanian Indonesia”, selogan yang mungkin merupakan awal
cinta saya terhadap pertanian.
Selama kuliah banyak hal-hal yang menjadi
pengalaman dan motivasi bagi diri saya untuk memacu kehidupan untuk saat ini,
esok dan masa yang akan datang.Karena PMAT saya dapat bertemu, menghadiri serta
berjabat tangan dan foto-foto bareng dengan Menteri (Kepnakertrans). Dan
seiring berjalannya waktu, tidak disangka saya sudah dibilang cukup tua, kuliah
sudah menjalani 6 semester, tinggal beberapa tahap kuliah lagi saya lulus,
kemudian kerja lalu menciptakan lapangan pekerjaan, baru nikah,,, hehehehehe :D
:D :D
Semoga besok saya mampu menerapkan ilmu saya
dibidang pertanian, khususnya mampu diterapkan dikeluarga saya, umumnya untuk
masyarakat umum. Dan rencana saya kelak ingin memajukan daerah transmigrasi
saya, memiliki perkebunan kelapa sawit dan karet yang luas serta mendirikan
pabrik sawit, dan membuat agrowisata yang besar dan luas agar bisa menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Amiiiiiiiiiiiiiiiien :D
Mungkin hanya ini segelintir cerita yang dapat
saya siratkan dan ceritakan, semoga temen-temen yang membacanya suka,,,amiiien
ya robbal ‘alamin, bye-bye :D :D :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar