Jumat, 17 Mei 2013

CERITA SEOARANG KETUA PMAT 2013/2014



Kuliah???. Sebenarnya kata itu merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Bagaimana tidak, bagi saya yang terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan bisa mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) saja karena sangat terbantu dengan adanya kebijakan pemerintah daerah yang mengratiskan sekolah. Dengan bermodalkan semangat dan optimisme yang selalu dimotivasi oleh orang tua, akhirnya saya bisa menyelesaikan wajib belajar 9 tahun tepat pada waktunya.
Mendengar kata “lulus” setelah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun merupakan hal yang sangat dinantikan dan diinginkan oleh setiap siswa. Tapi tidak begitu dengan saya setelah mengetahui kelulusan. Hal pertama yang terfikirkan oleh saya adalah apa yang dapat saya lakukan, apakah saya dapat melanjutkan studi saya sebagaimana teman-teman saya?. Tapi lagi-lagi nasib baik menghampiri diri saya. Diawali dengan mendapatkan sebuah informasi mengenai program penjaringan siswa berprestasi daerah transmigrasi (PPSBDT) yang difasilitasi oleh KEMENAKERTRANS berupa beasiswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tepatnya di UNSOED. Saya mencoba untuk mencari tahu lebih dalam lagi mengenai peluang baik itu, hingga akhirnya saya mendapatkan sebuah formulir program beasiswa tersebut. Dengan penuh optimisme saya pun melengkapi semua persyaratan yang dibutuhkan dan mengirimkan kembali berkas persyaratan tersebut kepada tim penyeleksi program besiswa, sebagaimana kontak person dan alamat yang ada.
Seiiring dengan berjalannya waktu, saya mengisi kekosongan waktu saya dengan beberapa kegiatan, yang diantaranya yaitu bekerja di kebun saudara untuk menambah uang saku saya dan membantu orang tua. Melakukan kegiatan seperti itu merupakan hal yang biasa saya lakukan setiap kali liburan sekolah. Tidak terasa waktu pun terus berganti, akhirnya waktu yang saya tunggu-tunggu tiba juga, dimana pengumuman mengenai ditrima atau tidaknya saya untuk kuliah di UNSOED dengan fasilitas beasiswa dari KEMENAKERTRANS. Berita baik yang saya terima saat itu adalah diterimanya saya untuk melanjutkan studi melalui program beasiswa yang difasilitasi oleh KEMENAKERTRANS. Hanya perasaan yang sangat luar biasa saya rasakan saat itu, bersyukur, senang, haru dan perasaan lainnya bercampur menjadi satu. Walaupun saat saya ketahui bahwa saya diterima tidak pada jurusan yang menjadi pilihan pertama saya. Tapi, hal ini tidak membuat saya kecewa, karena saya beranggapan bahwa segala sesuatu itu sudah ada yang mengatur dan yang terpenting adalah bagaimana saya mensyukuri peluang yang sudah saya dapatkan serta bagaimana saya memanfaatkan peluang tersebut agar memberikan hasil yang terbaik.
Setelah beberapa waktu saya mempersiapkan segala suatunya yang nantinya akan saya butuhkan, saya pun mengagendakan kapan saya berangkat ke kota Satria (Purwokerto) tempat dimana nantinya saya akan menuntut ilmu. Bersama kedua temen saya yang juga diterima untuk melanjutkan studi melalui program beasiswa yang sama, akhirnya kami pun sepakat untuk berangkat bersama. Dalam keberangkatan ini, kami menggunakan alat transportasi darat dan hanya didampingi oleh seorang ibu yang merupakan tetangga rumah kami yang sudah kami anggap sebagai ibu kami juga. Perasaan berat dan sedih pun saya rasakan ketika saya harus berpamitan dan meminta doa restu kepada kedua orang tua saya, adik, kakak dan semua sanak saudara yang ada, terlebih ketika saya mulai melangkah dan memasuki mobil. Tatapan saya pun tidak lepas untuk selalu melihat dan memandangi mereka semua dan rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal saya, hingga tepat pada suau titik dimana semuanya sudah tak terlihat lagi.
Rencana awal, kami akan berangkat mengunakan mobil yang telah kami pesan beberapa hari sebelumnya, tapi ketika hari keberangkatannya ternyata agen dari mobil tersebut memberikan informasi bahwa keberangkatan mereka untuk hari itu ditiadakan. Sontak, kami pun kaget mendengar hat tersebut, tapi pihak agen segera menawarkan solusi untuk mengendarai mobil lain yang melakukan keberangkatan hari itu. Akhirnya kami pun sepakat dan menunggu beberapa jam kedatangan mobil tersebut, ya kurang lebih 2 jam. Dalam waktu yang cukup lama itu kami hanya bisa memandangi setiap kendaraan yang lewat dan sesekali kami beranggapan “ini-ini mobilnya” dan ternyata bukan sambil tertawa guna menghilangkan rasa penat yang ada saat itu. Selang beberapa jam kemudian, akhirnya mobil yang kami tunggu pun tiba. Hal yang pertama kali kami katakan saat itu adalah “ini bener mobilnya?”. Bagaimana tidak, yang semula kami memesan mobil yang sudah memiliki nama konsumsi familiar di kalangan masyarakat, harus mengendarai mobil yang baru saat itu juga kami mendengar dan mengenal nama konsumsinya serta kondisi mobil yang saat itu tidak nyaman bagi kami sebagai penumpang. Tapi mau bagaimana lagi, karena kami sangat semangat sekali saat itu, terlebih ini merupakan perjalanan kedua saya ke pulau jawa yang menurut saya akan sangat berkesan.Hingga akhirnya kami berangkat juga.
Perjalanan panjang yang begitu melelahkan, mulai dari panasnya suasana di dalam mobil, macet dan hal-hal lain yang menjadi cerita dan warna tersendiri bagi perjalanan kami. Hingga akhirnya kami sampai di pulau jawa setelah melakukan penyebrangan sebelumnya. Kami pun mampir ke Depok untuk istirahat semalam di rumah anak dari ibu yang mengantarkan kami, karena mobil yang kami kendarai sebelumnya tidak melakukan perjalanan sampai pada tempat yang kami maksud.
Keesokan harinya kami pun berencana untuk melanjutkan perjalanan kami, tetapi saat itu mobil yang melakukan perjalanan ke kota Satria tidak ada, dan baru ada esok harinya. Kami pun sepakat untuk melanjutkannya esok hari dan sekaligus memesan tiket keberangkatannya. Dalam peralanan ke kota Sartria hal yang berbeda kami rasakan, mulai dari kondisi di dalam mobil yang nyaman dan penuh dengan bahasa-bahasa komunikasi yang kental dengan kejawaannya, walaupun hal-hal seperti macet dan lainnya masih kami rasakan saat itu.
Sepanjang perjalanan yang terfikirkan oleh saya hanyalah bagaimana sih kota satria itu, bagaimana UNSOED itu dan lainnya yang semuanya berkaitan denga kota tersebut seakan di depan pandangan saya ada gambar yang menggambarkan keadaan kota Satria.
Tapatnya pukul 21.00, kami pun sampai di kota Satria. Perasaan lega dan penasaran saya rasakan saat itu. Setelah sesampainya di Asrama Mahasiswa Anak Transmigrasi, tempat dimana pertama kali para calon mahasiswa yang menerima beasiswa melalui jalur PPSBDT dikumpulkan saya pun sedikit kaget, karena disana sudah banyak juga temen-temen saya yang sudah datang lebih dulu dari berbagai daerah yang berbeda-beda.
Setelah beberap waktu kemudian, akhirnya semua calon mahasiswa yang  menerima beasiswa melalui jalur PPSBDT terkumpul, mulai dari Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat hingga Maluku pun ada. Pada waktu itu, kakak-kakak angkatan yang juga mahasiswa penerima beasiswa jalur PPSBDT mengadakan sebuah kegiatan yang sangat luar biasa, diamana tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah bagaimana kita sebagai mahsiswa anak transmigran yang memiliki banyak sekali kekurangan dan keterbatasan, bisa dan mampu untuk menjalani kehidupan kampus dengan penuh semangat demi tercapainya apa yang kita cita-citakan, saling memiliki dan selalu solid dalam menjaga kekeluargaan sesama anak transmigran baik susah maupun suka.


Kegiatan yang sangat luar biasa itu kami jalani kurang lebih 1 bulan lamanya. Kami yang berjumlah kurang lebih 30 orang terus dikader dan dibina agar menjadi lebih baik. Mulai dari tidur bersama setiap harinya di ruangan yang hanya berukuran 4 x 6 meter, makan bersama apa adanya dan banyak lagi lainnya yang intinya menggambarkan kondisi kami yang memang sudah terbiasa hidup  dalam keadaan yang serba terbatas. Setelah sebulan lamanya, kegiatan ini pun dicukupkan. Banyak sekali hal yang bermanfaat kami dapatkan dengan adanya kegiatan tersebut, hingga kini kami menjadi keluarga besar yang solid dan saling memiliki. Hal inilah yang menjadi salah satu modal penting bagi kami untuk menjalani kehidupan kampus sehari-harinya. Walaupun orang tua kami jauh disana, tapi kami memiliki keluarga besar disini.
Dengan kondisi asrama yang tidak lagi memungkinkan untuk menampung penghuni baru, beberapa dari kami pun diarahkan untuk mengontrak rumah. Akhirnya kami pun sepakat untuk itu, dan mencari kontrakan dengan harga yang paling murah. Kontrakan yang kami maksud pun kami dapatkan, walaupun sedikit jauh dari kampus dan asrama tapi yang terpenting adalah harganya terjangkau oleh kami.
Hari pun terus berganti, tak terasa ternyata kini saya telah menjalani dunia perkuliahan selama 3 tahun tepatnya smester VI. Suka duka dan pahit manisnya menjalani dunia perkuliahan sudah saya rasakan semuanya. Dengan kondisi yang serba terbatas bukan menjadi penghalang bagi saya untuk tetap menjalani kuliah. Justru, saya sangat tertantang untuk bisa bersaing dalam hal prestasi dengan mereka yang serba tercukupi. Saya tidak tinggal diam begitu saja, usaha dan ikhtiar pun saya lakukan, hingga akhirnya Allah meridhoi apa yang saya usahakan. Saya sangat senang ketika mengetahui hasil dari setiap smester saya cukup baik, walaupun terkadang ada peningkatan dan penurunannya. Saya bertekat akan selalu berusaha untuk meningkatkan indeks prestasi saya, hingga saya bisa mencapai target yang saya inginkan. Harapan besar dan terdekat saya adalah bagaimana nantinya ketika kedua orang tua saya menghadiri wisuda kelulusan saya, kedua orang tua saya mendengar bahwa saya lulus dengan predikat “Dengan Pujian” amiiin.
Inilah testimoni saya. Saya bangga menjadi anak transmigran. Saya bangga menjadi anak kedua orang tua saya. Saya bangga menjadi anak dari keluarga transmigran. Saya bangga memiliki orang tua yang bertransmigran. Mengapa? Karena mereka, para transmigran adalah pahlawan bagi negri ini. Pahlawan yang berjuang demi pembangunan Indonesia. Ya, merekalah pahlawan pembanguan “para transmigrans”.


Nama                             :  Hamdan Maruli Siregar
Tempat, Tgl. Lahir         :  Batanghari, 03 November 1991
Agama                            :  Islam
Alamat asal                   :  Desa Bero Jaya Timur
Kec. Tungkal Jaya
Kab. Musi Banyuasin
Sumatera Selatan                                          
Hobi                               :  Travelling and Game
Kontak                                       :  087737112113
E-Mail                            :  Dans_Siregar@yahoo.co.id
Facebook                        :  Hamdan Maruli Siregar
Twitter                                       :  HM Siregar / @HMSiregar1

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar