Kuliah???. Sebenarnya
kata itu merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Bagaimana tidak,
bagi saya yang terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan bisa mengenyam
pendidikan sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) saja karena sangat
terbantu dengan adanya kebijakan pemerintah daerah yang mengratiskan sekolah. Dengan
bermodalkan semangat dan optimisme yang selalu dimotivasi oleh orang tua, akhirnya
saya bisa menyelesaikan wajib belajar 9 tahun tepat pada waktunya.
Mendengar
kata “lulus” setelah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun merupakan hal yang
sangat dinantikan dan diinginkan oleh setiap siswa. Tapi tidak begitu dengan
saya setelah mengetahui kelulusan. Hal pertama yang terfikirkan oleh saya
adalah apa yang dapat saya lakukan, apakah saya dapat melanjutkan studi saya
sebagaimana teman-teman saya?. Tapi lagi-lagi nasib baik menghampiri diri saya.
Diawali dengan mendapatkan sebuah informasi mengenai program penjaringan siswa
berprestasi daerah transmigrasi (PPSBDT) yang difasilitasi oleh KEMENAKERTRANS
berupa beasiswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tepatnya di UNSOED.
Saya mencoba untuk mencari tahu lebih dalam lagi mengenai peluang baik itu,
hingga akhirnya saya mendapatkan sebuah formulir program beasiswa tersebut. Dengan
penuh optimisme saya pun melengkapi semua persyaratan yang dibutuhkan dan
mengirimkan kembali berkas persyaratan tersebut kepada tim penyeleksi program
besiswa, sebagaimana kontak person dan alamat yang ada.
Seiiring
dengan berjalannya waktu, saya mengisi kekosongan waktu saya dengan beberapa
kegiatan, yang diantaranya yaitu bekerja di kebun saudara untuk menambah uang
saku saya dan membantu orang tua. Melakukan kegiatan seperti itu merupakan hal
yang biasa saya lakukan setiap kali liburan sekolah. Tidak terasa waktu pun
terus berganti, akhirnya waktu yang saya tunggu-tunggu tiba juga, dimana
pengumuman mengenai ditrima atau tidaknya saya untuk kuliah di UNSOED dengan
fasilitas beasiswa dari KEMENAKERTRANS. Berita baik yang saya terima saat itu
adalah diterimanya saya untuk melanjutkan studi melalui program beasiswa yang
difasilitasi oleh KEMENAKERTRANS. Hanya perasaan yang sangat luar biasa saya
rasakan saat itu, bersyukur, senang, haru dan perasaan lainnya bercampur
menjadi satu. Walaupun saat saya ketahui bahwa saya diterima tidak pada jurusan
yang menjadi pilihan pertama saya. Tapi, hal ini tidak membuat saya kecewa,
karena saya beranggapan bahwa segala sesuatu itu sudah ada yang mengatur dan
yang terpenting adalah bagaimana saya mensyukuri peluang yang sudah saya
dapatkan serta bagaimana saya memanfaatkan peluang tersebut agar memberikan
hasil yang terbaik.
Setelah
beberapa waktu saya mempersiapkan segala suatunya yang nantinya akan saya
butuhkan, saya pun mengagendakan kapan saya berangkat ke kota Satria
(Purwokerto) tempat dimana nantinya saya akan menuntut ilmu. Bersama kedua
temen saya yang juga diterima untuk melanjutkan studi melalui program beasiswa
yang sama, akhirnya kami pun sepakat untuk berangkat bersama. Dalam
keberangkatan ini, kami menggunakan alat transportasi darat dan hanya
didampingi oleh seorang ibu yang merupakan tetangga rumah kami yang sudah kami
anggap sebagai ibu kami juga. Perasaan berat dan sedih pun saya rasakan ketika
saya harus berpamitan dan meminta doa restu kepada kedua orang tua saya, adik,
kakak dan semua sanak saudara yang ada, terlebih ketika saya mulai melangkah
dan memasuki mobil. Tatapan saya pun tidak lepas untuk selalu melihat dan
memandangi mereka semua dan rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal saya,
hingga tepat pada suau titik dimana semuanya sudah tak terlihat lagi.
Rencana
awal, kami akan berangkat mengunakan mobil yang telah kami pesan beberapa hari
sebelumnya, tapi ketika hari keberangkatannya ternyata agen dari mobil tersebut
memberikan informasi bahwa keberangkatan mereka untuk hari itu ditiadakan.
Sontak, kami pun kaget mendengar hat tersebut, tapi pihak agen segera
menawarkan solusi untuk mengendarai mobil lain yang melakukan keberangkatan
hari itu. Akhirnya kami pun sepakat dan menunggu beberapa jam kedatangan mobil
tersebut, ya kurang lebih 2 jam. Dalam waktu yang cukup lama itu kami hanya bisa
memandangi setiap kendaraan yang lewat dan sesekali kami beranggapan “ini-ini
mobilnya” dan ternyata bukan sambil tertawa guna menghilangkan rasa penat yang
ada saat itu. Selang beberapa jam kemudian, akhirnya mobil yang kami tunggu pun
tiba. Hal yang pertama kali kami katakan saat itu adalah “ini bener mobilnya?”.
Bagaimana tidak, yang semula kami memesan mobil yang sudah memiliki nama
konsumsi familiar di kalangan masyarakat, harus mengendarai mobil yang baru
saat itu juga kami mendengar dan mengenal nama konsumsinya serta kondisi mobil
yang saat itu tidak nyaman bagi kami sebagai penumpang. Tapi mau bagaimana
lagi, karena kami sangat semangat sekali saat itu, terlebih ini merupakan
perjalanan kedua saya ke pulau jawa yang menurut saya akan sangat berkesan.Hingga
akhirnya kami berangkat juga.
Perjalanan
panjang yang begitu melelahkan, mulai dari panasnya suasana di dalam mobil,
macet dan hal-hal lain yang menjadi cerita dan warna tersendiri bagi perjalanan
kami. Hingga akhirnya kami sampai di pulau jawa setelah melakukan penyebrangan
sebelumnya. Kami pun mampir ke Depok untuk istirahat semalam di rumah anak dari
ibu yang mengantarkan kami, karena mobil yang kami kendarai sebelumnya tidak
melakukan perjalanan sampai pada tempat yang kami maksud.
Keesokan
harinya kami pun berencana untuk melanjutkan perjalanan kami, tetapi saat itu
mobil yang melakukan perjalanan ke kota Satria tidak ada, dan baru ada esok
harinya. Kami pun sepakat untuk melanjutkannya esok hari dan sekaligus memesan
tiket keberangkatannya. Dalam peralanan ke kota Sartria hal yang berbeda kami
rasakan, mulai dari kondisi di dalam mobil yang nyaman dan penuh dengan
bahasa-bahasa komunikasi yang kental dengan kejawaannya, walaupun hal-hal
seperti macet dan lainnya masih kami rasakan saat itu.
Sepanjang
perjalanan yang terfikirkan oleh saya hanyalah bagaimana sih kota satria itu,
bagaimana UNSOED itu dan lainnya yang semuanya berkaitan denga kota tersebut
seakan di depan pandangan saya ada gambar yang menggambarkan keadaan kota
Satria.
Tapatnya
pukul 21.00, kami pun sampai di kota Satria. Perasaan lega dan penasaran saya
rasakan saat itu. Setelah sesampainya di Asrama Mahasiswa Anak Transmigrasi,
tempat dimana pertama kali para calon mahasiswa yang menerima beasiswa melalui
jalur PPSBDT dikumpulkan saya pun sedikit kaget, karena disana sudah banyak juga
temen-temen saya yang sudah datang lebih dulu dari berbagai daerah yang
berbeda-beda.
Setelah
beberap waktu kemudian, akhirnya semua calon mahasiswa yang menerima beasiswa melalui jalur PPSBDT
terkumpul, mulai dari Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat hingga Maluku pun ada. Pada waktu itu,
kakak-kakak angkatan yang juga mahasiswa penerima beasiswa jalur PPSBDT
mengadakan sebuah kegiatan yang sangat luar biasa, diamana tujuan utama dari
kegiatan tersebut adalah bagaimana kita sebagai mahsiswa anak transmigran yang
memiliki banyak sekali kekurangan dan keterbatasan, bisa dan mampu untuk
menjalani kehidupan kampus dengan penuh semangat demi tercapainya apa yang kita
cita-citakan, saling memiliki dan selalu solid dalam menjaga kekeluargaan
sesama anak transmigran baik susah maupun suka.
Kegiatan
yang sangat luar biasa itu kami jalani kurang lebih 1 bulan lamanya. Kami yang
berjumlah kurang lebih 30 orang terus dikader dan dibina agar menjadi lebih
baik. Mulai dari tidur bersama setiap harinya di ruangan yang hanya berukuran 4
x 6 meter, makan bersama apa adanya dan banyak lagi lainnya yang intinya
menggambarkan kondisi kami yang memang sudah terbiasa hidup dalam keadaan yang serba terbatas. Setelah sebulan
lamanya, kegiatan ini pun dicukupkan. Banyak sekali hal yang bermanfaat kami
dapatkan dengan adanya kegiatan tersebut, hingga kini kami menjadi keluarga
besar yang solid dan saling memiliki. Hal inilah yang menjadi salah satu modal
penting bagi kami untuk menjalani kehidupan kampus sehari-harinya. Walaupun
orang tua kami jauh disana, tapi kami memiliki keluarga besar disini.
Dengan
kondisi asrama yang tidak lagi memungkinkan untuk menampung penghuni baru, beberapa
dari kami pun diarahkan untuk mengontrak rumah. Akhirnya kami pun sepakat untuk
itu, dan mencari kontrakan dengan harga yang paling murah. Kontrakan yang kami
maksud pun kami dapatkan, walaupun sedikit jauh dari kampus dan asrama tapi
yang terpenting adalah harganya terjangkau oleh kami.
Hari pun
terus berganti, tak terasa ternyata kini saya telah menjalani dunia perkuliahan
selama 3 tahun tepatnya smester VI. Suka duka dan pahit manisnya menjalani
dunia perkuliahan sudah saya rasakan semuanya. Dengan kondisi yang serba
terbatas bukan menjadi penghalang bagi saya untuk tetap menjalani kuliah.
Justru, saya sangat tertantang untuk bisa bersaing dalam hal prestasi dengan
mereka yang serba tercukupi. Saya tidak tinggal diam begitu saja, usaha dan
ikhtiar pun saya lakukan, hingga akhirnya Allah meridhoi apa yang saya
usahakan. Saya sangat senang ketika mengetahui hasil dari setiap smester saya
cukup baik, walaupun terkadang ada peningkatan dan penurunannya. Saya bertekat akan
selalu berusaha untuk meningkatkan indeks prestasi saya, hingga saya bisa mencapai
target yang saya inginkan. Harapan besar dan terdekat saya adalah bagaimana
nantinya ketika kedua orang tua saya menghadiri wisuda kelulusan saya, kedua
orang tua saya mendengar bahwa saya lulus dengan predikat “Dengan Pujian”
amiiin.
Inilah
testimoni saya. Saya bangga menjadi anak transmigran. Saya bangga menjadi anak
kedua orang tua saya. Saya bangga menjadi anak dari keluarga transmigran. Saya
bangga memiliki orang tua yang bertransmigran. Mengapa? Karena mereka, para
transmigran adalah pahlawan bagi negri ini. Pahlawan yang berjuang demi
pembangunan Indonesia. Ya, merekalah pahlawan pembanguan “para transmigrans”.
Nama
: Hamdan Maruli Siregar
Tempat, Tgl. Lahir : Batanghari, 03 November 1991
Agama : Islam
Alamat asal : Desa Bero Jaya Timur
Kec. Tungkal Jaya
Kab. Musi Banyuasin
Sumatera Selatan
Hobi : Travelling and Game
Kontak : 087737112113
E-Mail : Dans_Siregar@yahoo.co.id
Facebook : Hamdan Maruli Siregar
Twitter : HM Siregar / @HMSiregar1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar