06 April 2013, segenap mahasiswa
yang tergabung dalam organisasi PMAT (Persatuan Mahasiswa Anak
Transmigran) mengadakan satu agenda pertemuan yang di packing dalam
tajuk “ Temu Kangen”.
Seperti kata ketua panita, Agenda ini dimaksudkan untuk mempererat
segenap stake holder dari insan-insan transmigran yang berkesempatan
mengenyam pendidikan di Univ.Jenderal Soedirman, Jawa Tengah, Indonesia,
mulai yang masih aktif di kampus maupun yang sudah memasuki status
alumni karena sudah berhasil menamatkan studynya. Hal yang sama
ditandaskan oleh ketua PMAT, Hamdan Maruly. Dalam sambutan singkatnya,
beliau menandaskan bahwa mengingat rotasi keanggotaan PMAT terus
berganti seiring dengan ada yang lulus dan juga masuk, maka diperlukan
agenda semacam ini untuk saling mengenal lebih akrab, untuk membangun
semangat persaudaraan dan spirit korsa (persatuan), untuk membentuk rasa
senasib dan sepenanggungan.
Pada agenda tersebut, panitia juga
mengundang; (i) Wakil Pengurus YKPAT (cq. Pak Edi); (ii) Wakil Dari
Kampus yang dihadiri oleh Kabag Kemahasiswaan (cq. Bu Yeyen) dan juga
salah seorang alumnus Unsoed (cq. Muhammad Arsad Dalimunte). Ketiga
tamu undangan ini diberi kesempatan untuk memberikan arahan dan motivasi
kepada segenap warga PMAT.
Kesempatan pertama diberikan kepada
wakil alumnus. Dalam sambutan dan arahannya, Sang Alumnus memotivasi
mereka dengan menawarkan 5 (lima) langkah menjalani hidup, yaitu; niat
yang baik, membangun cita-cita yang besar; mengoptimalkan energi, waktu
dan talenta yang dititipkan Tuhan; berdo’a tidak egois dan; pasrah. Sang
Alumnus juga memotivasi untk mengembangkan rasa syukur terhadap
kesempatan mengenyam pendidikan di Unsoed, mengingat bahwa hanya sekitar
5% masyarakat Indonesia yang berkesempatan mengenyam pendidikan di Indonesia. “Ini
kesempatan luar biasa yang harus disyukuri dalam wujud
tindakan-tindakan positif yang berujung pada capaian-capaian yang layak
dikenang dan dibanggakan. Setiap orang harus unya semangat dan tekad
untuk membentuk rekam jejak kebaikan berbentuk ragam prestasi berbasis
talenta masing-masing. Kalian harus membangun kapasitas diri dengan
mengedepankan semangat kebermaknaan diri bagi banyak orang. Ini lah
bentuk terima kasih kalian terhadap bangsa dan negar ini, disamping juga
bentuk terima kasih kalian terhada Tuhan yang begitu sayang pada kalian”. Demikian pungkas Sang Alumni sebelum menutup sambutannya.
Hal senada ditandaskan oleh Bu
Yeyen. Beliau mengatakan harus terus bersemangat dan bersemangat. Beliau
mengingatkan untuk terus berkomitmen atas niat awal berangkat dari
kampung halaman menuju Unsoed. Selanjutnya Bu Yeyen menyemangati mereka
dengan gaya keibuan yang begitu menentramkan. Kalimat-kalimat yang
beliau sampaikan memberi suntikan semangat bagi segenap peserta acara
temu kangen itu. Beliau juga menginformasikan ragam program yang
berpeluang diikuti oleh mahasiswa/i PMAT seperti PMW (semacam program
pengembangan kewirausahaan) dan banyak program lainnya.
Sambutan dan arahan dilanjutkan
oleh Pak Edi mewakili pengurus YKPAT. Secara pribadi beliau menyatakan
merasa dekat secara emosional dengan segenap warga PMAT, sebab sudah
cukup lama beliau terlibat dengan berbagai generasi PMAT sejak pertama
kali berdiri. Beliau menandaskan sebagai anak transmigran tidak perlu
merasa minder dan terus meningkatkan kualitas belajarnya, agar bisa
menyesuaikan proses pemelajaran di kampus. Untuk itu, fokus menjadi
sangat penting bagi setiap warga PMAT agar sukses dalam study nya.
Sambutan selesai dan dilanjutkan
dengan tanya jawab. Karena waktu yang terbatas, hanya diberikan
kesempatan bertanya kepada 3 (tiga) orang penanya. Ragam tanya
mengemuka, mulai seputar strategi penyesuaian diri dalam cara belajar,
keluh kesah seputar keamanan asrama dan semangat untuk berprestasi dan
juga menanyakan mengapa program pendidikan tinggi bagi transmigran hanya diselenggarakan di Kampus Unsoed saja.
Satu keluh kesah yang kemudian
menginspirasi adalah tentang belum adanya asrama untuk mahasasiwa PMAT
yang tinggal di Kampus II Unsoed, Purbalingga yang mengakibatkan mereka
harus tinggal di kos-kosan. Pertanyaan ini menginspirasi salah satu tamu
undangan, yaitu mengajak segenap warga PMAT untuk menerbitkan sebuah
buku yang diberi judul “ DIANTARA IMPIAN dan KETERBATASAN”.
Buku ini akan diisi dengan testimonial (kesaksian) dari segenap
mahasiswa Transmigran. Dalam terstimoninya, mereka di minta untuk
bercerita tentang; (i) semangat perjuangan menggapai cita-cita; (ii)
kendala-kendala yang dihadapi dan atau ; (iii) kesan-kesan tak
terlupakan yang mewarnai sepanjang perantauan. Gagasan ini disambut
semangat oleh segenap warga PMAT dan mereka menyatakan siap
berkontribusi tulisan testimoni dalam penyusunan buku ini. Buku ini
rencananya juga akan dilengkapi dengan testimonial para alumnus
transmigran yang sudah berkiprah pasca study. Buku ini selanjutnya akan
di kampanyekan ke berbagai pihak sehingga membangkitkan kepedulian,
khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Semoga dalam waktu
tidak terlalu lama, buku ini akan segera terbit. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
(**oleh Muhammad Arsad Dalimunte)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar