Saya berasal dari provinsi
paling barat Indonesia yaitu Nangroe Aceh Darussalam, tepatnya di Desa Kuala
Trang, Kecamatan Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. Lokasi
tempat tinggal saya berada di tepi pantai barat Sumatera yang subur dengan
profesi sebagian besar penduduknya yaitu nelayan dan petani.
Diantara anak-anak seusia saya saat itu, saya merasakan
sangat beruntung bisa melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Hal
ini berkat adanya Program Penjaringan Siswa Berprestasi Daerah Transmigrasi (PPSBDT)
yang diadakan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED).
Dalam rangka melanjutkan pendidikan, tentunya sementara
waktu saya harus meninggalkan keluarga besar yang saya cintai. Berat rasanya akan
berada jauh dari keluarga. Demi tujuan mulia yaitu untuk menuntut ilmu saya
mantabkan langkah untuk berangkat! Perjalanan pertama saya yaitu menuju ibu
kota perovinsi yaitu Banda Aceh menggunakan kendaraan darat dengan jarak tempuh
sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari dari Moulaboh. Sesampainya di Banda
Aceh, perjalanan dilanjutkan menggunakan kapal laut menuju Jakarta. Ini adalah
perjalanan yang paling lama saya alami karena harus berada di atas kapal selama
4 hari 4 malam. Tiba di pelabuhan Tanjung Priok, perjalanan belum berhenti,
saya masih harus menggunakan angkutan darat untuk sampai ke Purwokerto tepat
dimana Universitas Jenderal Soedirman berada.
Tahun 2008 adalah
tahun pertama saya masuk kuliah. Jurusan
yang saya ambil yaitu Teknologi Pertanian. Dari semester ke semester saya lalui dari IP
tinggi sampai IP rendah sekalipun pernah saya terima (semester 3), dari dosen
yg mudah memberikan nilai bagus sampai dosen yg pernah memberi saya nilai D. Semuanya
saya coba lalui dengan enjoy aja toh jurusan itu memang udah jurusan yang sudah
saya pilih dan konsekuensinya saya juga harus serius dan menyelesaikan
semuanya. Selama kuliah saya juga aktif mencari wawasan baru dengan mengikuti
bergbagai organisasi internal maupun eksternal kampus. Saya merasa di awal-awal
kuliah agak terlalu santai dan saya suka merasa ternyata "Kuliah itu
santai" tapi kalimat itu terpatahkan semenjak saya memasuki semester 7
dimana saya mulai mengerjakan tugas akhir (skripsi). Ini adalah masa paling
berat, menyusun skripsi benar-benar perjuangan sesungguhnya kalo menurut saya
selama kuliah. Rasa Malas adalah musuh utama terbesar saya dalam menyusun
skripsi karena kalau rasa malas sudah muncul kayaknya sudah ga nyentuh sama
sekali itu skripsi. Tapi saya bertekad harus selesai skripsi, tidak mau
ditunda-tunda meski selama perjalanannya benar-benar berat dari penelitiannya, dosen
pembimbing yang super sibuk, dan hal-hal lain yang terkadang sering sekali membuat
putus asa tapi ketika saya putus asa, saya ingat orang tu, saya harus buat
mereka bangga jangan sampai mereka kecewa karena skripsi saya yang ga
selesai-selesai. Dengan tekad yang bulat saya harus menyelesaikan skripsi dan
alhamdulillah selesai juga dan saya bisa melewati semua itu.
Asrama, sebuah naungan tempat tinggal bagi mahasiswa PPSBDT yang jauh dari daerah asalnya,
hampir setiap provinsi di seluruh indonesia ada perwakilannya di sini. Semua
mahasiswa baru PPSBDT diwajibkan tinggal di asrama selama
1 tahun. Salah satu tujuannya adalah agar mahasiswa baru dapat dengan mudah
beradaptasi dengan lingkungan kampus, terutama mempercepat keakraban dengan
berbagai civitas akademik di kampus UNSOED. Selain itu, posisi asrama yang
strategis yaitu berada dikomplek kampus, sehingga untuk bolak-balik kampus kami
cukup dengan berjalan kaki.
Semua mahasiswa yang berada di asrama merupakan senasib
sepenanggungan dimana kami sama-sama berasal dari daerah yang jauh dan merasakan
hidup di daerah transmigrasi. Oleh karenanya kami tergabung dalam satu
Paguyuban Mahasiswa Anak Transmigran yang memiliki visi membentuk kekeluargaan antar Putera-puteri transmigran
dan ikut serta membangun kesejahteraan bersama dan masyarakat untuk
mencerdaskan bangsa.
Tinggal di asrama sangat
berkesan bagi saya. Di sana saya menemukan banyak teman baru dengan aneka sifat
dan karakter. Satu kamar di asrama sebenarnya diperuntukkan bagi 2 orang,
karena jumlah penghuni yang melebihi kapasitas, kami terpaksa berhimpit-himpitan
3 sampai 4 untuk satu kamar. Hal tersebut justru menjadikan semangat kami
bertambah ditengah keterbatasan agar saling mengerti dan mau berbagi.
Nama : Unggul Budi Wicaksono
Tempat, Tgl.
Lahir : Aceh Barat, 31 Juli 1990
Agama : Islam
Alamat asal : Aceh
Barat
Hobi : Baca Buku dan
futsal
Kontak : 081903270496
E-Mail : unggul_budi_W@yahoo.co.id
Facebook : unggul-budi90@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar