Kisah dan Pengalaman Menjadi Anggota PMAT
Daerah Natuna merupaka daerah kepulauan ujung utara indonesia, yang
terkenal dengan kekayaan minyak dan gas namun
tidak dengan masyarkatnya yang 40% masih hidup dalam garis kemiskinan. Begitu
juga dengan kehidupan keluargaku yang mewakili dari masyarakat yang termasuk
dalam 40% itu. Aku berangkat dari Natuna pada tahun 2009 dengan seorang kawan
yang bernama Eni Sayaroh yang kebetulan memiliki kesempatan yang sama yaitu
mngenyam pendidikan dengan beasiswa dari KEMNAKERTRANS dengan program yang
disebut Program Penjaringan Siswa Berpotensi Daerah Transmigran (PPSBDT). Aku
berangkat dengan hati yang sangat bangga walau harus melewati rintangan yang
bagi orang lain sangat menyakitkan dan memalukan karena dengan keberangkatan
saya ke pulau jawa dengan menggunakan pesawat terbang secara sepontan menguras
semua simpanan dan tanah milik orang tuaku di trans sana, bahkan tanpa punya
rasa malu orang tuaku berkeliling ketetangga hanya untuk mencukupi biaya
transpotasiku. Keberangkatanku dengan
pesawat terbang bukan karena menginginkan hal yang nyaman melainkan karena
waktu yang harus dikejar.
Sesampainya dijakarta aku langsung dijemput oleh saudara senasib
seperjuangan yang sudah mnginjakan kaki terlebih dahulu dipulau leluhur
kami. Di asramah tempaat penampunganku,
aku dikenalkan dengan lingkungan yang akrab dengan kekeluargaan yang tidak
mengenal suku, agama, dan ras. Mereka menganggap bahwa kita semua sama yaitu
orang transmigrans yang jauh dari sanak keluarga demi menuntut ilmu untuk
meniti masa depan yang lebih cerah. Oea kenapa asramah aku sebut penampungan
karena asramah yang kita diami tidak selayaknya asrmah karena jumlah daya
tampung yang tidak sebanding dengan jumlah yang mendiami. Sungguh miris memang kamar
yang seharusnya didiami 2 orang harus diisi dengan 3 sampai 4 orang yang secara
tidak langsung harus bergantian tidur dikasur namun itulah faktanaya. Ternyata
hal tersebut tidak hanya saja dirasakan oleh aku namun juga teman-teman aku
yang merasa gak nyaman dengan kondisi itu. Selain masalah pada tempat, masalah
akademik juga menjadi hal yang sangat vital bagi kami dalam beradaptasi dengan
dunia teknologi. Jujur hal yang menjadi sejarah dalam kehidupanku didunia
kampus ketika harus tunjuk tangan dikala dosen menanyakan tentang hp, dan
ternyata dari sekian banyak mahasiswa yang ada dikelas Cuma aku yang masih
belum memiliki alat komunikasi yang bagi orang jawa bukanlah hal yang istimewa
namun tidak bagi aku. Begitu juga hal-hal yang berkaitan dengan alat teknologi
modern lainya dimana aku masih ingat betul ketika aku harus meminta keringanan
terhadap dosen dalam mengumpulkan tugas yang harus menggunakan uang untuk ngeprint,
karena diawal-awal tahun kuliahku aku tidak mendapatkan kiriman beberapa bulan
yang secara langsung akan mempengaruhi keadaan kocek aku. Namun memang dosen
tersebut sungguh sangat mengerti sehingga beliau memberi saran untuk aku,
beliau mengkhususkan hanya mengumpulkan tugas dalam bentuk softcopy yang
dimasukan dalam flesdisk. Tapi sayang sungguh sayang kata-kata softcopy dan flesdisk
tersebut merupakan kata-kata baru yang
singgah ditelingaku sehingga aku benar-benar tidak mengerti bentuk dan fungsinya untuk apa. yang pada akhirnya
berdampak pada nilai aku yang harus jeblok karena tidak perna mengumpulkan
tugas.
Degan pengalaman-pengalaman yang aku alami dalam kehidupan kampus di
awal-awal tahunku mnjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku dan tidak boleh
terulang kembali pada generasi-generasi penerusku. Mangka dari itu ketika
mahasiswa baru yang datang dari
transmigrans di pulau-pulau luar jawa sana sampai asramah. Kami yang
tergabung dalam PAGUYUBAN MAHASISWA ANAK TRANSMIGRAN (PMAT) mengadakan ospek
asramah dengan tujuan ketidaktahuan-ketidaktahuan yang dialami anak-anak
terdahulu tidak boleh dirasakan kembali oleh generasi penerus. Hal tersebutlah
yang menjadikan hubungan emosional kita terus terjaga. Karena kita merasa
saudara-saudara PMAT lah yang selalu memperhatikan kita ketika kita memdapatkan
masalah baik yang bersifat pribadi maupaun umum dan ancaman yang datang dari
luar maupun dalam.
Nama : Iwan Iskandar
Tempat, Tgl. Lahir : Cirebon, 08 september 1988
Agama : Islam
Alamat asal : Ds. Sedarat Baru, Kec. Bunguran Barat, Kab. Natuna, Kepulauan Riau
Hobi :
Baca Buku dan jalan-jalan
Kontak : 085726090885/081225353685
E-Mail : iwaniskandar88@yahoo.co.id
Facebook : iwaniskandar
Twitter :
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar