Jumat, 17 Mei 2013

cerita dari seorang Ketua periode 2012/2013



 Kisah dan Pengalaman Menjadi Anggota PMAT



Daerah Natuna merupaka daerah kepulauan ujung utara indonesia, yang terkenal dengan kekayaan minyak dan gas  namun tidak dengan masyarkatnya yang 40% masih hidup dalam garis kemiskinan. Begitu juga dengan kehidupan keluargaku yang mewakili dari masyarakat yang termasuk dalam 40% itu. Aku berangkat dari Natuna pada tahun 2009 dengan seorang kawan yang bernama Eni Sayaroh yang kebetulan memiliki kesempatan yang sama yaitu mngenyam pendidikan dengan beasiswa dari KEMNAKERTRANS dengan program yang disebut Program Penjaringan Siswa Berpotensi Daerah Transmigran (PPSBDT). Aku berangkat dengan hati yang sangat bangga walau harus melewati rintangan yang bagi orang lain sangat menyakitkan dan memalukan karena dengan keberangkatan saya ke pulau jawa dengan menggunakan pesawat terbang secara sepontan menguras semua simpanan dan tanah milik orang tuaku di trans sana, bahkan tanpa punya rasa malu orang tuaku berkeliling ketetangga hanya untuk mencukupi biaya transpotasiku.  Keberangkatanku dengan pesawat terbang bukan karena menginginkan hal yang nyaman melainkan karena waktu yang harus dikejar.
Sesampainya dijakarta aku langsung dijemput oleh saudara senasib seperjuangan yang sudah mnginjakan kaki terlebih dahulu dipulau leluhur kami.  Di asramah tempaat penampunganku, aku dikenalkan dengan lingkungan yang akrab dengan kekeluargaan yang tidak mengenal suku, agama, dan ras. Mereka menganggap bahwa kita semua sama yaitu orang transmigrans yang jauh dari sanak keluarga demi menuntut ilmu untuk meniti masa depan yang lebih cerah. Oea kenapa asramah aku sebut penampungan karena asramah yang kita diami tidak selayaknya asrmah karena jumlah daya tampung yang tidak sebanding dengan jumlah yang mendiami. Sungguh miris memang kamar yang seharusnya didiami 2 orang harus diisi dengan 3 sampai 4 orang yang secara tidak langsung harus bergantian tidur dikasur namun itulah faktanaya. Ternyata hal tersebut tidak hanya saja dirasakan oleh aku namun juga teman-teman aku yang merasa gak nyaman dengan kondisi itu. Selain masalah pada tempat, masalah akademik juga menjadi hal yang sangat vital bagi kami dalam beradaptasi dengan dunia teknologi. Jujur hal yang menjadi sejarah dalam kehidupanku didunia kampus ketika harus tunjuk tangan dikala dosen menanyakan tentang hp, dan ternyata dari sekian banyak mahasiswa yang ada dikelas Cuma aku yang masih belum memiliki alat komunikasi yang bagi orang jawa bukanlah hal yang istimewa namun tidak bagi aku. Begitu juga hal-hal yang berkaitan dengan alat teknologi modern lainya dimana aku masih ingat betul ketika aku harus meminta keringanan terhadap dosen dalam mengumpulkan tugas yang harus menggunakan uang untuk ngeprint, karena diawal-awal tahun kuliahku aku tidak mendapatkan kiriman beberapa bulan yang secara langsung akan mempengaruhi keadaan kocek aku. Namun memang dosen tersebut sungguh sangat mengerti sehingga beliau memberi saran untuk aku, beliau mengkhususkan hanya mengumpulkan tugas dalam bentuk softcopy yang dimasukan dalam flesdisk. Tapi sayang sungguh sayang kata-kata softcopy dan flesdisk tersebut  merupakan kata-kata baru yang singgah ditelingaku sehingga aku benar-benar tidak mengerti bentuk dan  fungsinya untuk apa. yang pada akhirnya berdampak pada nilai aku yang harus jeblok karena tidak perna mengumpulkan tugas.
Degan pengalaman-pengalaman yang aku alami dalam kehidupan kampus di awal-awal tahunku mnjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku dan tidak boleh terulang kembali pada generasi-generasi penerusku. Mangka dari itu ketika mahasiswa baru yang datang dari  transmigrans di pulau-pulau luar jawa sana sampai asramah. Kami yang tergabung dalam PAGUYUBAN MAHASISWA ANAK TRANSMIGRAN (PMAT) mengadakan ospek asramah dengan tujuan ketidaktahuan-ketidaktahuan yang dialami anak-anak terdahulu tidak boleh dirasakan kembali oleh generasi penerus. Hal tersebutlah yang menjadikan hubungan emosional kita terus terjaga. Karena kita merasa saudara-saudara PMAT lah yang selalu memperhatikan kita ketika kita memdapatkan masalah baik yang bersifat pribadi maupaun umum dan ancaman yang datang dari luar maupun dalam. 


Nama                             : Iwan Iskandar
Tempat, Tgl. Lahir         : Cirebon, 08 september 1988
Agama                            : Islam
Alamat asal                  : Ds. Sedarat Baru, Kec. Bunguran Barat, Kab. Natuna, Kepulauan Riau
                                                
Hobi                               : Baca Buku dan jalan-jalan
Kontak                                       : 085726090885/081225353685
E-Mail                            : iwaniskandar88@yahoo.co.id
Facebook                        : iwaniskandar
Twitter                                       : -
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar